“Ngobrol dengan teman-teman lama mengingat akan masa-masa kecil memang terasa mengasikkan, dan terkadang kita tertawa dibuatnya. Kelucuan, keluguan dan kekacauan yang pernah kita buat dimasa itu begitu menarik untuk diceritakan lagi. Tapi.. kenapa semua itu bisa jadi hal yang menarik,? | tentu saja.. karna semua itu tidak kita temukan lagi dimasa sekarang.”
Coret-coretan ini saya tulis karna tiba-tiba saya diingatkan akan sesuatu yang sedang terjadi. Sesuatu yang terjadi pada remaja-remaja dan anak-anak jaman sekarang. Disini, bukan berarti saya sok tua atau bagaimana, tapi memang sudah seharusnya lah saya juga sebagai seorang remaja saling mengingatkan, peduli, berpikir, dan berpendapat apa yang menurut saya benar. Karna sebagaimana kita ketahui, kini semua orang bebas untuk mengeluarkan pendapat mereka masing-masing. Bukan begitu,?
Ini bermula, sekitar jam 02.00 malam
ketika saya dan dua orang teman saya baru saja kembali untuk mengikuti
perlombaan Cerdas Cermat di sebuah mesjid, hari itu bertepatan dengan bulan
suci ramadhan, sehingga kebanyakkan mesjid mengadakan acara-aara perlombaan
seperti CC, MTQ, dll. Karna telah larut malam, kami memutuskan untuk nginep di rumah salah seorang teman saya
itu. Sesampainya di rumah, kami tidak langsung tidur karna nanggung sebentar lagi mau sahur. Kami Cuma tidur-tiduran sambil
ngobrol, salah seorang teman saya
tiba-tiba menceritakan kejadian yang dia alami ketika masih duduk di sekolah
dasar, memang tidak terasa waktu itu bergulir begitu cepat, baru saja kemaren
rasanya duduk di bangku sekolah dasar, sekarang sudah 7 tahun berlalu. Dia
menceritakan saat dia dimarahi salah seorang guru, sampai dia nangis. Saya juga
menambahkan apa yang dia ceritakan. Obrolan kami panjang dan mengasikkan,
sampai-sampai kami juga membahas permainan-permainan yang dimainkan semasa kami
kecil, ini dia yang menyebabkan saya tertarik untuk menulis coret-coretan
(karangan bebas) atau cerita ini.
Kampar,
pantak, kaca, karet, gambar, kelereng, lupi, beyblade tutup botol, kartu yugi
itu semua permainan-permainan yang kami bahas. Dan pasti remaja atau anak-anak
jaman sekarang tidak tahu dan tidak kenal semua permainan-permainan tersebut.
Semua itu adalah permainan kami sewaktu kecil, yang tidak ditemukan lagi
sekarang, jaman benar-benar telah berubah, technology juga semakin berkembang, anak-anak
sekarang tidak lagi pergi main keluar jauh-jauh, berkelompok, nangis karna kalah dalam main kelereng
atau gambar, anak-anak sekarang tidak lagi mengambil batu pipih landasan rumah
untuk bermain Kampar, anak-anak
sekarang tidak lagi membuat garis di tanah untuk bermain pantak, anak-anak sekarang tidak lagi membeli karet dan menyambungnya untuk bermain karet, anak-anak sekarang tidak lagi
membuat kotak-kotak persegi panjang di tanah untuk bermain kaca, dan anak-anak sekarang tidak lagi mengumpulkan tutup-tutup
botol minuman, ujung pulpen, paku untuk dijadikan beyblade. Akan tetapi anak-anak sekarang pergi ke warnet bermain games online bahkan ironisnya mereka
bolos dan lebih memilih berlama-lama di warnet saat jam sekolah. Bolos memang
juga terjadi saat kami SD, tapi itu paling dilakukan di waktu-waktu akhir PBM
bukan seperti ini. Dan juga ketika setiap kali saya ke warnet pasti setiap KBU
sudah dipenuhi oleh anak-anak berumur belasan tahun bakan berumur 7-10 tahun
yang bermain games dan berisik minta ampun.
Dulu ketika kami sedang bermain,
orang-orang dewasa bilang seperti ini “wahh,, ikut dong, udah lama nggak main
ini, dulu saya waktu kecil juga main ini” nah,, tahu artinya apa,? Itu artinya
kita (jaman saya) masih mengembangkan kebiasaan orang-orang dewasa dahulu,
budaya untuk bermain permainan-permainan ‘itu semua’ masih ada pada jaman kita,
tapi jaman sekarang semua itu sudah lenyap.
Saya heran, apa jadinya,?
bagaimana,? Dan masa depan itu seperti apa,?. Jaman sekarang anak-anak nya saja
sudah mahir internet, khususnya bermain games online, bagaimana dengan masa
depan,? Games canggih apalagi yang bakalan muncul,? Kampar, gambar, kelereng, dll pati semakin tidak dikenal dan tidak
diketahui sama sekali. Tapi ya begitulah kodratnya manusia, kita tidak bisa
menebak dan melihat masa depan itu seperti apa.
makasi^_^
Bagikan
Masa Depan Itu Seperti Apa,? *questionable
4/
5
Oleh
ARief