“Bosan”
|
kata itulah yang selalu keluar dari mulutku
saat pertama kali ku menapakan kaki di kota ini (Bogor). Aku adalah mahasiswa
baru di IPB, jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan. Semua kegiatan yang kulakukan
adalah kegiatan-kegiatan yang membosankan bagiku. Entah kenapa,?? Aku juga
bingung, mungkin ini adalah salah satu efek dari kebiasaanku yang tidak pernah
jauh dari orang tua, (hehe *_*), jadi setiap pekerjaan yang kulakukan, pasti
bawaannya “badmood” dan sangat-sangat
membosankan, karna ingatanku selalu kerumah. “aku pingin pulang.!! Nggak enak
tinggal disini” selalu kata-kata itu yang membayang-bayang dibenakku.
Aku
sedang duduk di atas kasur sambil menulis-nulis d binderku. Kipas angin yang tertempel
di dinding, satu meter tepat diatas kepala ku, dihidupkan 24 jam, nonstop.
Tapi tetap saja tidak bisa mendinginkan hatiku yang sedang “galau”. Bantal-bantal
berserakkan di atas kasur, di samping kasur terdapaat sebuah lemari kaca, yang
sekali-kali kulirik. Aku berusaha membalik-balikkan otakku, membayangkan
sewaktu aku masih duduk di SMA, kira-kira satu tahun yang lalu, sewaktu
kenaikkan kelas dari kelas XI ke kelas XII dan kutuliskan semuanya memory itu.
***
***
Hari
itu hari senin, hari pertama sekolah setelah liburan semester (libur kenaikkan
kelas). Aku berangkat kesekolah dengan pakaian seragam lengkap. Seperti biasa
aku berangkat jam 06.30, menggunakan angkutan umum. Aku berangkat kesekolah
pagi-pagi karena bel tanda masuk disekolahku berbunyi tepat jam 07.30, dan
jarak rumahku ke sekolah ± 10 km, lumayan jauh. Perjalanan dari rumah kesekolah
ditempuh lebih kurang 30 menit, dan siksa waktu 30 menit lagi kugunakan untuk
mengerjakan tugas yang belum selesai tadi malam, dan lain lain.
Tepat
di jam 07.30 bel pun berbunyi. Tapi aku tidak langsung menuju kelas, karna hari
ini adalah hari pertama kenaikkan kelas, jadi aku belum tahu aku dapat kelas
berapa. Aku cuma duduk menunggu di kursi jamur yang terletak di depan kantor
TU. Sekolahku cukup unik, selain ada kursi jamur, disana juga terdapat GOA buatan.
kedua tempat itu biasa dijadikan tempat “tongkrongan” waktu istirahat.
Satu
jam kemudian, saat aku sedang asik cerita tentang liburan, teman-temanku yang
lain berlarian menuju papan pengumuman. Aku pun tak mau ketinggalan, aku sudah
tahu kalau itu pasti pengumuman pembagian kelas. Di kerumunan itu, aku berusaha
mendesak agar aku berada paling depan, dan bisa dengan leluasa melihat
pengumuman itu. Kulirik mataku dari nomor satu sampai terakhir. Tapi aku tidak
menemukan namaku. Ku ulangi lagi, namun sekarang lebih teliti, dua nomor telah
kulampoi, pencarianku berhenti di nomor tiga, disana jelas tertulis “ARIF
ALFARISI.. XII IPA 1”, aku hanya tersenyum kecut, dari kelas X sampai kelas
XII, aku selalu di-kelas yang akhirannya “satu” (X1, XI IPA 1,
dan XII IPA 1). Setelah kutemukan namaku, aku emcari mulai dari angka
satu lagi, mencari teman-temanku yang sekelas denganku. Pertama, aku menemukan
tepat dua diatas ku yaitu “ALFI SYAHRI”, di angka dua “ALJEFRI FEBRIZARLI”, dan
dibawahnya namaku (nomor tiga). Di nomor empat dan seterusnya tertulis
nama-nama sebagai berikut : ARIKA FITRI, ASELINA ALQODRIANI, DEVONA OLIVIA, FAJAR
MUHAMMAD RHYDO, FAUZAN, FEBRIANI RUSYIDA, FHADILLA AMELIA, GITA YUFIKA, HESTI
WAHYUNI, IZQIR RAHMA CIPTA,KHARISMA UTARI, M. LUTHFI, MIFTAHUL RAHMAH, RAISATUL
UMAMI, RANTHY FORIGA MORISYA, SUCI LENI MIMANDA, TISYA SEPTIARiANI, TUTI SRI
ENDRAWATI, ULYA LATIFAH SARI, YORNELITA KURNIAWATI, ZURIATI RAHMI. Aku senang,,
aku mendapatkan teman-teman yang baik, aku juga mendapatkan teman-teman baru
yang waktu kelas X dan kelas XI aku tidak pernah sekelas dengan mereka, dan ada
juga temankuyang waktu kelass X aku sekelass tapi di kelass XI kami tidak sekelas,
namun sekarang kami sekelass lagi (ngrti kan maksudnya,??). setelah puas,
akupun meninggalkan papan pengumuman itu, dan berjalan kekelas baruku “XII IPA
1”. Kelas yang cukup besar, aku melangkahkan kakiku masuk ke kelas itu. Meja-meja
dan kursi-kursi masih berserakkan, kami diminta untuk membersihkan kelas itu,
kemudian memilih perangkat kelas. Kami membagi tugas, yang laki-laki meny meja itulah yang paling strategis, tidak
paling depan, dan tidak juga paling belakang. Yang duduk semeja denganku adalah
Fauzan alias “pew2”. Disebelah kanan ku, ada Miftahul Rahmah alias “imif”. Setelah
duduk, aku meletakkan tas di atas meja dan menoleh kusun
meja, dan yang perempuannya menyapu ruangan. Meja disusun empat deret ke samping,
dan tiga deret kebelakang. Setelah semuanya selesai, kami berebutan mencari
tempat duduk massing-masing. Aku memilih meja yang berada di banjar ke dua,
baris ke dua dari kanan, menurutku arah pew2, kata-kata
pertama keluar dari mulutku “yaahhh,, kita sekelas lagi ~_~”, pew2 hanya
tersenyum. Tiba-tiba dari pintu, masuk seorang guru, aku pernah melihat beliau
sebelumnya, tapi aku tidak tahu namanya (#sekarang udah tahu, udah akrab
malah). Ibu itu duduk di kursi paling depan (meja guru), kemudian beliau
memperkenalkan diri, nama, alamat, dll. Kata-kata terakhir yang beliau ucapkan membuat
aku mengerti “ooohh, ternyata beliau adalah waali kelas ku (!)”. ibu “RENI
MARLINA”, beliau cukup muda umurnya, senyumnya manis, dan beliau adalah guru
TIK di sekolahku,
Setelah
itu, beliau menyuruh kami untuk untuk memilih perangkat kelas, ketua, wakil
ketua, sekretaris, bendahara, dan koord seksi-seksi lainnya. Semua bergantian
menunjuk tangan untuk mengajukan calonnya masing-masing. Aku kaget saat namaku
juga dicalonkan, aku tidak tahu siapa yang mencalonkanku, yang jelas namaku
sudah tertulis dipapan. Lima
calon telah ditunjuk, saatnya melakukan pemilihan, setiap orang memilih dua
calon, dan yang terpilih adalah :
Ketua : Aljefri Febrizarli
Wakil
Ketua : Arif Alfarisi
Sekretaris : Aselina Alqodriani
Bndahara 1 : Suci Leni Mimanda
Bendahara 2 : Izqir Rahma Cipta.
Kemudian kami berdiskusi untuk menentukan jumlah uang kas
yang harus dibayar tiap minggunya. Kami kaget saat tiba-tiba seorang guru
masuk, beliau adalah Pak Marsal, guru fisika kami, dalam hati aku menggerutu
”yaah,, baru hari pertama, udah langsung belajar :P”. Tepat di jam 14.15 bel
pulang pun berbunyi. Aku begitu bahagia mendengar suara lengkingan bel
tersebut, biarpun berisik, tapi mempunyai arti bagiku. *hoho
***
Tiba-tiba aku tersentak, aku berhenti menulis, aku benar-benar lelah, tanagaku
terkuras, membolak balikkan otak untuk membaca semua memory dan menuliskannya
memang sangat melelahkan, tubuhku terasa begitu dingin, kutarik selimut yang
berada dibawah kakiku ku selimuti badanku tapi dingin itu masih menusuk
tulangku. Aku berdiri, berusaha untuk mematikan kipas angin yang 24 jam nonstop
itu, ku tarik benangnya, kipasnya melambat dan berhenti. Mungkin inilah kali
pertamanya kipas itu berhenti bekerja semenjak bertama kali dia dibeli, jelas
terlihat dari raut wajahnya yang penuh debu dan kelelahan. Aku duduk lagi, ku
ambil pensil dan binderku, aku berusaha untuk melanjutkan menulis ceritaku tapi
tidak bisa, aku sangat lapar, cacing perutku berbunyi, mataku juga ngantuk. Aku
bangkit dan berjalan menuju meja makan, kubuka lemari yang berada disamping
meja makan, 2 potong ayam goreng masih ada di dalam mangkok, aromanya membuat cacing
perutku tambah memberontak, ku ambil piring, nasi, ayam goreng, cuci tangan andà
MAKAN, aku duduk sebentar menenangkan perutku setelah semua nasi kuhabiskan,
mataku sekarang benar-benar lima watt, bahkan bisa dibilang tiga watt. Aku
berjalan menuju kamar, kuhempaskan badanku ke atas kasur, dan Zzz, aku
terlelap.
Mataku berlahan-lahan kubuka, sinar matahari menerobos ventilasi kamarku dan
berhenti tapat di mataku (aku tidak tahu berapa kecepatannya ^_^) ’silau tentu
saja’, aku duduk berusaha mengumpulkan nyawaku yang tersisa, aku sholat mandi
dan makan. Setelah semuanya selesai, aku duduk lagi di atas kasur yang
berantakan karna belum kurapikan, ku ambil pensil dan binderku, sekarang
pikiranku jernih, aku bisa dengan leluasa mengingkat kejadian-kejadian di IPA 1
dulu.
***
Aku ingat saalah satu cerita yang menurutku sangat lucu, yaitu cerita tentang
Gita dan Pera-pera. saat itu kami sedang belajar Bahasa Indonesia dengan pak
Nof, beliau sangat disiplin menurutku, telat masuk beberapa menit saja kami
pasti kena sanksi, begitu juga saat ujian, ”mencontek (baku ga y,?)” kata-kata
itu benar-benar ”haram” baginya, itu terbukti saat kami sedang melaksanakan
ulangan harian ke3, malam sebelum ujian aku tidak menghafal sama sekali, semua
soal di ditampilkan di slide di papan tulis melalui infocus, aku bingung dengan
soal nya. Kemudian saat Pak Nof aku pura-pura meminjam penghapus ke Suci yang
duduk di sampingku, sambil bertanya, mataku melirik ke lembar jawabannya. aku
tidak tahu kalau Pak Nof keluar hanya ke kelas sebelah, dan waktu aku
bertanya kepada Susi, dia melihatnya. Beliau masuk dengan muka yang agak
sang*r, keringat dinginku keluar, tapi aku berusaha untuk tetap tenang biarpun
susah, dia menunjuk ke arahku, ”tadi apa yang anda lakukan,?” kata-kata itu
membuat ketakutanku bertambah (to the max), aku hanya diam, tiba-tiba aku
tersentak kaget, saat kudengar suara dibelakangku, ”tidak pak, Gita tadi Cuma
nanya soal”, aku heran sudah jelas-jelas pak Pak Nof menunjuk kearahku, kok
yang jawab malah gita, (???). Aku mau ketawa, tapi melihat wajah pak Nof
kutahan tawaku itu. ”bukan anda, yang di depan anda”, darahku benar-benar
surut, tanganku dingin, berlahan ku jawab pertanyaan beliau ”tidak pak, tadi
Cuma mau minjam penghapus ke suci pak” suaraku agak tertahan, ”benar ci,?”
sekarang Pak Nof menunjuk ke arah Suci, ”benar pak” Suci menjawab dengan
suaranya yang unik (bukan unik sih, le**y. ^_^), lega, benar-benar lega.
Kembali
lagi ke cerita gita dan pera-pera ^_^. Saat menerangkan pelajaran, Pak Nof
sedikit menyinggung masalah pera-pera. Dia berpendapat bahwa pera-pera itu ada
unsur hypnotize nya, aku setuju dengan pendapat Pak nof, alasannya, orang-orang
pada rela membeli barang-barang tertentu dengan harga jutaan rupiah,
parahnya, mereka rela menjual harta mereka (katanya), ternyata ”Gita” sering
mengikuti pera-pera tersebut, bahkan bela-belain memakai daster ibunya agar
terlihat lebih dewasa, karna pera-pera itu untuk orang dewasa. (hwahahaha,,
pizz^_^)
BERSAMBUNG......... ^_^
4 komentar
Tulis komentarsubhanallah ya sesuatu,,,
Replyindah sekali persahabatan itu,,dikenang sepanjang waktu,..:))
haha,, iyaa,, persahabatan itu memang indah,,
Replytakkan terlupakan :)
hahaaa... nice blog pren.. lanjutkan!!
Replyditunggu sambungan caritonyo tad.. :)
Ustaaaadz,,gue baru baca masa :"D
ReplyLanjutkan yak,,mana sambungannya..?