satu-sebelas
kulayangkan pandang
kutembus angka-angka tertempel di dinding paku
di sudut tak kuduga itu
tiga angka kaku..
menari-nari di otakku
tusuk.. hingga melepas angan-anganku
aku berkaca di air kumuh
riak.. seolah-olah tawakanku
kuteriakkan kata sedih itu
tapi para homo sapien itu bungkam
bicara tanpa kata
aku tersentak..
ku ingat lagi angka-angka itu..
saatuu-sebelas.
Bagikan
puisi ku
4/
5
Oleh
ARief